* * *
Padangpanjang, 22 Mei 2009 “Framing Sekolah Ku” merupakan sebuah filem dokumenter pertama yang digarap oleh Poketter’z di bawah bimbingan Sarueh. Tidak banyak guru yang mengetahui bahwa beberapa murid kelas X dan XI SMAN 3 Padangpanjang yang di antaranya, aku sendiri, Dayu Adisty F, Drinca Radisic, Eliza Rahmi Ginting, Fiolyta S., Putri Windra Wulandari, Rachmat Fauzi, dan Renita (tergabung dalam Poketter’z Community) telah menggarap filem dokumenter tentang SMA 3. Semua memang penuh perjuangan, karena untuk menghasilkan karya ini melalui proses workshop dokumenter selama dua bulan yang diberikan oleh Sarueh.


Akhirnya pada 2 mei 2009, aku mempersiapkan segalanya dengan resah dan takut saat mengambil layar dan menempatkannya di ruang perpisahan. Karena pemutaran “Framing Sekolah Ku” tidak dibuat khusus tapi sebagai acara pertama di perpisahan anak kelas XII. Izin untuk pemutaran ini kami dibantu oleh dua orang guru. Sehingga begitu banyak guru yang bertanya, “Apa ini? Untuk apa?” Sehingga Jantungku berdetak kencang, aku tidak ingin pemutaran ini gagal. Aku mencoba menjelaskan dengan tenang dan sabar kepada setiap guru yang bertanya.
Sebelum diputar, Rachmat Fauzi yang bertindak sebagai pembawa acara menjelaskan tentang “Framing Sekolah Ku”. Filem dokumenter ini adalah gambaran dari sekolah SMAN 3 Padangpanjang yang baru berumur empat tahun. Sekolah ini berlokasi di Jalan RPH, Silaing Bawah Padangpanjang dan terletak di kaki bukit. Di sekitar sekolah ini masih banyak semak belukar yang tumbuh dengan subur dan sebuah keluhan seorang siswa, “kapan ya… SMU 3 Padangpanjang ada pagarnya?”.

Banyak harapan dari para guru dan siswa, semoga sekolah ini fasilitasnya dapat lebih memadai. Oleh karena itu kami berharap filem dokumenter yang diputar, ditonton oleh pejabat daerah yang sudah diundang oleh pihak sekolah seperti Bapak walikota atau Bapak Kepala Dinas. Dengan harapan, akan ada tambahan fasilitas untuk sekolah setelah penayangan filem dokumenter ini. Tapi ternyata para pejabat daerah tidak ada, saya tidak tahu apakah karena ada halangan atau pihak sekolah tidak jadi mengundangnya.
Sela pembuatan “Framing Sekolah Ku”, kami juga membuat filem fiksi yang berjudul Kucluk ??? karya Dayu Adisty. Sebelum filem dokumenter, kami ingin memberikan kejutan dengan memutarkan filem Kucluk ? ? ? terlebih dahulu. Pada saat filem diputar, penonton yang terdiri dari siswa kelas X, XI, XII, orangtua siswa, guru–guru dan pegawai SMAN 3 Padangpanjang, ribut sendiri dan mengeluh saat pemutaran, “filem apa ini, kok ngga’ ada suaranya?”. Saya dan anggota Poketter’z lainnya terdiam dan menangis mendengar suara–suara gaduh itu, karena ini adalah pertama kalinya filem perdana yang kami buat ditonton oleh orang banyak. Beberapa orang dari Komunitas Sarueh yang hadir pada saat itu, Roni Febriandi, David Darmadi, M. Fandi Taufan, Roberto Satyadi, dan Mahkhrus Kholil MZ mencoba untuk tetap memberikan kami semangat. Kesalahan ini disebabkan pada sound system, tapi akhirnya itu dapat diatasi setelah filem Kucluk??? selesai. Dan rasa kecewa tadi terbayar sudah, ketika semua penonton diam menyaksikan “Framing Sekolah Ku”. Kami pun menangis karena menyaksikan antusiasme penonton yang menyaksikan dokumenter kami.

Setelah pemutaran, semua guru dan teman–teman SMAN 3 Padanpanjang mengucapkan selamat kepada Poketter’z atas kesuksesan filem dokumenter “Framing Sekolah Ku”.
Salah seorang guru mengatakan, “SMAN 3 Padangpanjang adalah sekolah pertama di Kota Padangpanjang bahkan Sumatera Barat yang para siswanya membuat karya audio visual tentang sekolahnya sendiri dan itupun tidak ada esktrakurikulernya!”.
Ternyata, menghasilkan sebuah karya memang sangat menyenangkan, apalagi kalau itu disaksikan oleh banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar